Assalamualaikum..,
Aku mau cerita tentang guruku.
Waktu aku kelas satu wali kelas aku
bernama Bu Tati. Waktu kelas dua wali kelas aku Bu Fitri. Dan sekarang wali
kelas aku adalah Bu Nisa. Nama lengkapnya Annisa Eka Kamila tapi kami memanggilnya
Bu Nisa.
Selama kelas tiga ini aku belum
pernah bertemu depan muka dengan Bu Nisa. Katanya sih kalo ngajar Bu Nisa
orangnya baik tapi aku belum pernah ngerasain secara langsung. Belum pernah
merasakan bagaimana rasanya diajar langsung di kelas dalam keadaan ada anak
kecil. Karena katanya Bu Nisa suka membawa anaknya yang bernama Zahid selama
mengajar di sekolah.
Aku belum pernah bertemu karena
korona muncul. Jadi sewaktu Bu Fitri masih mengajar aku dan menjadi wali kelas
dua, aku sudah mulai belajar secara online. Maksudnya aku belajar dari rumah
menggunakan internet, lewat hape atau laptop dan komputer.
Kabarnya
bulan Juli sekolahan akan masuk atau dibuka. Itu berarti aku sudah akan kelas
empat. Kata umi, nanti lihat dulu, kondisi nanti Juli. Kata umi kalau masih
korona aku belajar dirumah dengan ada seorang guru yang datang ke rumah.
Kabar mengejutan
Jumat
kemarin, tanggal 2 April 2021, aku baru pulang dari warung, aku letih karena
naik sepeda disiang yang panas. Setelah aku masuk rumah aku cuci tangan
bersih-bersih. Lalu minum. Saat itu juga umi memanggilku untuk wudu dan shalat
berjamaah.
Ketika aku
mendekat umi berkata pelan, “oh iya, nanti sekalian doain Bu Nisa, ya”, lalu
aku kebingungan. Aku bertanya, “memang Bu Nisa kenapa mi? bukannya kemarin
sudah lahiran dan sudah pulang ke rumah?”,
Lalu umiku
mengabarkan bahwa semalam, Kamis malam Bu Nisa sakit dan Jumat ini, jam enam
pagi, ada kabar dari suami Bu Nisa kalau Bu Nisa telah meninggalkan dunia. Aku
kaget. Aku merasa sedih sekali. Karena Bu Nisa adalah satu-satunya guru yang
paling baik diantara tiga kelas yang pernah aku lewati.
Belum
lagi aku merasakan kasih sayang Bu Nisa ketika di sekolahan, Bu Nisa telah
duluan meninggalkan aku. Teman-temanku pun menangis. Semua sedih. Aku juga
menangis ketika aku shalat dan berdoa untuk Bu Nisa. Umiku juga sedih sekali.
Terima Kasih Bu Nisa
Aku
sangat berterima kasih kepada Bu Nisa yang telah mencontohkan bagaimana jadi
muslimah yang sabar. “semoga segala ilmu yang di salurkan kepada kami (anak kelas
3) itu sangat bermanfaat, dan dengan memberi kami ilmu itu, Bu Nisa jadi dipermudahkan
untuk berjalan menuju syurga”. Aamiin…
Sebelum itu...,
Wassalamualaikum...
terima kasih bu Nisa sudah mengajar kayyisa
ReplyDeleteYa Allah sayangilah Bu Nisa, ridhoilah Bu Nisa dan tempatkan dia dalam Surgamu. Aamiiin #ikut sedih ni Cha...
ReplyDeleteSemoga bu nisa dianggap seorang syahidah, yang udah berusaha melahirkan adeknya Zahid yaa.. amiin.. Aduh sediiih
ReplyDeleteturut sediih...,
ReplyDeletesabar ya?
semoga almarhumah bu Nisa diampuni dan disayang Allah serta dimasukkan ke dalam surga...
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun
ReplyDelete